Para Pelanggar sumpah memenuhi sudut-sudut ruang, celah-celah dan waktu. Seolah berdesak-desakan di semua strata, dari atas hingga bawah, dari yang berjas berkemeja bersafari rapi, yang bertelanjang dada, hingga yang bersih berjubah. Dari yang berupa teks tertulis rapi, prosedur resmi, hingga ucap serapah yang MUTA JADI ASAL GRATIS. Atau yang dari yang diam-diam, sembunyi-sembunyi di balik kamar hingga yang terang-terangan, ditempat terbuka dan berjama’ah…..Na boo...dio dope Uting..?!!!
Para Pelanggar sumpah mulai dari gedung-gedung mulia, istana, kantor-kantor, kampu, pos ronda, mal/plaza,
restoran dan lapak-lapak pasar, acara kenegaraan dan seremonial sakral,
perkotaan dan pedalaman, di seluruh aktivitas sosial dan ritual.
Tidak terlepas dari
yang bertopi baja, bertoga, topi caping hingga yang bersorban dan
berkopyah. Atau yang dari urusan kursi, urusan birokrasi, urusan akidah,
nasional dan daerah bahkan sampai urusan cinta, bagi yang sedang berpacaran dan yang sudah berumah tangga,
Begitu
juga pada urusan bisnis,konglomerasi hingga urusan sepiring nasi dan
jual beli sawah.Sumpah-sumpah diumbar, dijual obral harga murah, sumpah
menjadi sampah.Dihinakan dan dianggap rendah. Sumpah menjadi sampah..!
Kalimat bertuah menjadi limbah...!
Tangan-tangan si Pelanggar sumpah yang memegang pena, lidah-lidah mengucap suara, tulisan terlegalisir,stempel resmi maupun imitasi, ikrar lantang bak laskar berbaris siap perang, mushaf dan kitab suci di atas kepala, nama Tuhan dipertaruhkan demi jabatan, sumpah-sumpah tertulis dan terucap.
Hanya dan hanya meminta kepada pembaca, pendengar dan pemirsa, rakyat,pengikut dan anggota, warga negara dan anak bangsa, agar berkenan percaya. Meminta untuk percaya. Berharap percaya. Bahkan memaksa untuk percaya, suka atau tidak suka, rela atau terpaksa. Harus percaya.
Perebutan kepercayaan…!Kini amanat telah diminta dengan paksa. Kepercayaan telah direbut. Akad telahdibuat. Sumpah telah tumpah dan tersebar. Mahar telah dibayar. Sumpah telahmengikat jiwa dalam perjanjian yang disaksikan penghuni bumi dan langit, dan SangMaha Melihat, Mendengar dan Menyaksikan. Saksi-saksi telah mencatat rapi.
Sekalipun
Kamera CCTV telah terpasang, yang terlihat, dan yang tak terlihat mata
manusia. Piringan kaset telah merekam. Kitab rekamansempurna. Sumpah telah menjadi harga mati,
pasti dan pasti harus ditebus olehpemiliknya, setiap jiwa, tanpa
kecuali, tanpa kecuali.Pemalsu dan pelanggar sumpah tak akan bisa lari.
Ke mana akan pergi, keluar alamsemesta? Tiada lagi tempat sembunyi.
Penggadai sumpah akan kehilangan agunan, Na boo...dio dope Uting..?!!! (Oleh J.AlBismark)
0 komentar :
Posting Komentar