Ditambahkan Syahrul, selain pembangunan PLTA Batang Toru, investor lain juga merencanankan akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) berkapasitas 20 MW di Kecamatan Aek Bilah pada tahun ini. Saat ini investor masih dalam tahap studi kelayakan. “Kita mendorong investor untuk berinvestasi di Tapsel ini dan berharap dua pembangkit listrik tersebut di akhir tahun 2011 ini sudah memasuki masa konstruksi,” harap Bupati.
Rencana pembangunan PLTA dan PLTMH tersebut, sebut Bupati, merupakan langkah kebijakan yang diambil pemerintah daerah dalam melakukan percepatan pembangunan. Apalagi, dua pembangkit listrik itu relatif lebih ramah lingkungan, karena sumber energinya adalah air sebagai penggerak turbin. Diharapkan dalam empat tahun ke depan, jika proses pembangunan pembangkit listrik tersebut berjalan baik, kebutuhan listrik daerah dengan sistem interconection untuk wilayah Tapsel sudah mencukupi. Bahkan, bisa menyuplai kebutuhan listrik untuk aktifitas tambang emas Batang Toru nantinya.
“Empat tahun ke depan kita berharap kebutuhan listrik di Tapsel tak perlu lagi subsidi dari daerah luar,” pungkas Bupati.
Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Tapsel Ir Baduaman Siregar MM kepada METRO mengatakan, berdasarkan laporan dan penjelasan kemajuan dari survey yang dilakukan pihak PT North Sumatra Hydro Energy, ada tiga titik sumber air untuk dua power house (2 turbin) PLTA nantinya yaitu di Batang Toru (BT) 3 di Aek Nabara, BT 4 di Simaninggir, dan BT 5 di Huraba.
Hasil pengujian yang dilakukan, debit air BT 3 dan BT 4 sebesar 82 m3 per detik dan BT 5 sebesar 101 m3 per detik. Sungai Batang Toru tempat rencana titik sumber air pendorong turbin PLTA nantinya kedalamannya sekitar 2-3 meter, dengan lebar sungai antara 30-50 meter.
“Dari penjelasan pihak PT North Sumatra Hydro Energy, jika PLTA ini sudah berdiri, bisa memenuhi listrik sekitar tiga daerah tingkat dua dengan kondisi daerah seperti Tapsel,” terang Baduaman, kemarin. Kemudian, direncanakan juga, proses pembangunan PLTA ini dimulai tahun mendatang, sehingga dalam tiga atau empat tahun ke depan nantinya sudah selesai. Diharapkan pada tahun 2016 mendatang sudah bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas.
“Energi listriknya nantinya interkoneksi ke PLN wilayah Sumatera,” tutur Baduaman. Perkiraan dana pembangunan PLTA tersebut disesuaikan dengan kurs dollar saat ini, untuk BT 3 dan BT 4 bernilai sekitar Rp3,08 triliun, dan BT 5 sekitar Rp879 miliar. Sehingga totalnya sekitar Rp3,9 triliun. (neo) (metrosiantar.com)
0 komentar :
Posting Komentar